Lebih dari satu tahun, Philippe Coutinho berkarier di Anfield. Namun, Brendan Rodgers tak berhenti menaruh kagum kepadanya.
Visi,
umpan terukur, dan kreativitas lahir dari kaki midfielder berkebangsaan
Brasil ini. Arsenal dan Fulham menjadi dua korban terakhir.
Manajer Brendan Rodgers pun coba merefleksikan perjalanan karier Coutinho sejak meninggalkan Inter Milan.
"Bakatnya luar biasa. Setiap hari, dia melakukan sesuatu yang memaksa saya berkata, 'Wow. betapa mengagumkan talentanya'," ucap Rodgers.
"Jika Anda melihat di YouTube, ada video aksinya saat masih berusia 12 atau 13. Dia tetap sama," tambah Rodgers.
"Dia telah berada di lingkungan kepelatihan di mana dirinya bisa berkembang. Klub ini coba mengeluarkan kemampuan terbaiknya," lanjut Rodgers.
"Anda bisa melihat saat melawan Arsenal. Ada intensitas dalam menekan. Kemampuan bertahannya juga telah meningkat. Dengan melupakan tinggi badan, dia telah memiliki kemampuan fisik untuk menekan lawan," tandas Rodgers.
Manajer Brendan Rodgers pun coba merefleksikan perjalanan karier Coutinho sejak meninggalkan Inter Milan.
"Bakatnya luar biasa. Setiap hari, dia melakukan sesuatu yang memaksa saya berkata, 'Wow. betapa mengagumkan talentanya'," ucap Rodgers.
"Jika Anda melihat di YouTube, ada video aksinya saat masih berusia 12 atau 13. Dia tetap sama," tambah Rodgers.
"Dia telah berada di lingkungan kepelatihan di mana dirinya bisa berkembang. Klub ini coba mengeluarkan kemampuan terbaiknya," lanjut Rodgers.
"Anda bisa melihat saat melawan Arsenal. Ada intensitas dalam menekan. Kemampuan bertahannya juga telah meningkat. Dengan melupakan tinggi badan, dia telah memiliki kemampuan fisik untuk menekan lawan," tandas Rodgers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar